Story of My Life

A Life Story Of Me

This is a simple story about myself and everything in between. First of all, let me introduce myself. My name is Ginanjar Puji Nugroho. I think its name is the one and only in the world because when I try searching my name on facebook, there is nobody whose name like me.
I was born on March 11th in Purworejo, a small city in Central Java. It was on Sunday. Like normally baby, I came out to the world through complicated process. From tightly selection of billions sperms of my father that met the right ovum of my mother then, my adventure on my mother's uterus had begun. Nine Months on the uterus, I felt so bored and could not bear it. So my mother gave birth to me well and healthy enough.
My childhood was passed happily, extremely happy. My life was full of happiness with no pressure. Everyday was heaven for me but on the contrary it gave hell to everyone around me. My father, my mother, my sisters, my brother, my neighbor, my friends, even my enemy had been the victims of my brutality. As the result, the punishment that I felt almost uncountable. But that was what I am and that was who I like. With all my naughtiness, I enjoyed my life as innocent child who was looking for his identity. If I remember my naughtiness in the past, maybe God must hate me now.
Everything had changed when I grew up into a boy and get into Senior High School. On Senior High School time, I started learning to fill my life with positive behaviors. I tried to learn more, study more, read more, improve more in order to make my life was getting better. But I was just an ordinary boy that never been escaped from guiltiness, but I could control myself more. So I felt being a better person since Senior High School times.
The ending of Senior High School times, I was faced on confusing choices. I had to choose where I had to continue my study. I was not given any choices. My mother noticed me not to study in a far place, so I think that Jenderal Soedirman University is the best choice for me, for my parents, and for all. But the problems were going on, I was still been confused by the next choice, what department I had to choose. Because I was just given a few choices, after think hard, I fell my choice in geological engineering without I knew what I would get and what I would be after I finished my study there. I just used water philosophy that will always go with the flow. Its meaning was what I would do just following my fate, without clearly target. On the times, I had not known my motivation by entering this department.
After completing all requirements in Unsoed, I had new status, I had been a university student. Firstly, I thought that everything would be OK, cause I felt studying in a college had similarity with my study before. I assumed that I went to college was just to listen what lecturer said, write down important points, and go home innocently, them enjoyed the life without being confused by everything about lessons. But it was different, so different. I still had to be got busy by practical work and its reports that I had to arrange and write perfectly, extremely perfect. It was suffering me enough, spending my happiness time, fagging me out. Those all almost could drive me crazy. I was so down, until I had ever thought to go out from torturing here. Cause I could not face this pain alone, I consulted these with my closest person. After I told all of my problem with my parents, my mother noticed me that this was part of the big plan, that God's got everybody in His hands, but I can only pray that God is listening and directing me into the right way.
Till now, mentioned advice makes me strong and give me spirit to keep moving on and on because I believe that our future is in our hands., what we do right now will determine what we get then. So, I will do my best right here right now to reach a better life in my future.
If I am asked what my purpose on geology, it just make me speechless, cause myself also still has not known the answer. Now I am still in a studying phase and searching my best aim. Some people say mining is the best, the other ones say oil company is better, but agrogeology is also good enough . It is a very hard choice. But if I have to choose, recently I am more interested on environmental geology, but it does not close the possibility I will change my mind. Everything can be happened. I will let it flow naturally while hoping God gives the best way for me and for all.

Geomorfologi

Geomorfologi merupakan suatu studi yang mempelajari asal (terbentuknya) topografi sebagai akibat dari pengikisan (erosi) elemen-elemen utama, serta terbentuknya material-material hasil erosi. Melalui geomorfologi dipelajari cara-cara terjadi, pemerian, dan pengklasifikasian relief bumi. Relief bumi adalah bentuk-bentuk ketidakteraturan secara vertikal (baik dalam ukuran ataupun letak) pada permukaan bumi, yang terbentuk oleh pergerakan-pergerakan pada kerak bumi.

Konsep-konsep dasar dalam geomorfologi banyak diformulasikan oleh W.M. Davis. Davis menyatakan bahwa bentuk permukaan atau bentangan bumi (morphology of landforms) dikontrol oleh tiga faktor utama, yaitu struktur, proses, dan tahapan. Struktur di sini mempunyai arti sebagai struktur-struktur yang diakibatkan karakteristik batuan yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi.


Proses-proses yang umum terjadi adalah proses erosional yang dipengaruhi oleh permeabilitas, kelarutan, dan sifat-sifat lainnya dari batuan. Bentuk-bentuk pada muka bumi umumnya melalui tahapan-tahapan mulai dari tahapan muda (youth), dewasa (maturity), tahapan tua (old age).Pada tahapan muda umumnya belum terganggu oleh gaya-gaya destruksional, pada tahap dewasa perkembangan selanjutnya ditunjukkan dengan tumbuhnya sistem drainase dengan jumlah panjang dan kedalamannya yang dapat mengakibatkan bentuk aslinya tidak tampak lagi. Proses selanjutnya membuat topografi lebih mendatar oleh gaya destruktif yang mengikis, meratakan, dan merendahkan permukaan bumi sehingga dekat dengan ketinggian muka air laut (disebut tahapan tua). Rangkaian pembentukan proses (tahapan-tahapan) geomorfologi tersebut menerus dan dapat berulang, dan sering disebut sebagai Siklus Geomorfik.






Selanjutnya dalam mempelajari geomorfologi perlu dipahami istilah-istilah katastrofisme, uniformiaterianisme, dan evolusi.

1. Katastrofisme merupakan pendapat yang menyatakan bahwa gejala-gejala morfologi terjadi secara mendadak, contohnya letusan gunung api.


2. Uniformitarianisme sebaliknya berpendapat bahwa proses pembentukkan morfologi cukup berjalan sangat lambat atau terus menerus, tapi mampu membentuk bentuk-bentuk yang sekarang, bahkan banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada masa lalu juga terjadi pada masa sekarang, dan seterusnya (James Hutton dan John Playfair, 1802).


3. Evolusi cenderung didefinisikan sebagai proses yang lambat dan dengan perlahan-lahan membentuk dan mengubah menjadi bentukan-bentukan baru.



A. PROSES-PROSES GEOMORFIK



Proses-proses geomorfik adalah semua perubahan fisik dan kimia yang terjadi akibat proses-proses perubahan muka bumi. Secara umum proses-proses geomorfik tersebut adalah sebagai berikut :



a. Proses-proses epigen (eksogenetik) :


1. Degradasi ; pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity), erosi (termasuk transportasi) oleh : aliran air, air tanah, gelombang, arus, tsunami), angin, dan glasier.
2. Aggradasi ; pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity), erosi (termasuk transportasi) oleh : aliran air, air tanah, gelombang, arus, tsunami), angin, dan glasier.
3. Akibat organisme (termasuk manusia)

b. Proses-proses hipogen (endogenetik)


1. Diastrophisme (tektonisme)
2. Vulkanisme

c. Proses-proses ekstraterrestrial, misalnya kawah akibat jatuhnya meteor.

A.1. Proses Gradasional



Istilah gradasi (gradation) awalnya digunakan oleh Chamberin dan Solisbury (1904) yaitu semua proses dimana menjadikan permukaan litosfir menjadi level yang baru. Kemudian gradasi tersebut dibagi menjadi dua proses yaitu degradasi (menghasilkan level yang lebih rendah) dan agradasi (menghasilkan level yang lebih tinggi).

Tiga proses utama yang terjadi pada peristiwa gradasi yaitu :



1. Pelapukan, dapat berupa disentrigasi atau dekomposisi batuan dalam suatu tempat, terjadi di permukaan, dan dapat merombak batuan menjadi klastis. Dalam proses ini belum termasuk transportasi.


2. Perpindahan massa (mass wasting), dapat berupa perpindahan (bulk transfer) suatu massa batuan sebagai akibat dari gaya gravitasi. Kadang-kadang (biasanya)efek dari air mempunyai peranan yang cukup besar, namun belum merupakan suatu media transportasi.


3. Erosi, merupakan suatu tahap lanjut dari perpindahan dan pergerakan masa batuan. Oleh suatu agen (media) pemindah. Secara geologi (kebanyakan) memasukkan erosi sebagai bagian dari proses transportasi.

Secara umum, series (bagian/tahapan) proses gradisional sebagai berikut landslides (dicirikan oleh hadirnya sedikit air, dan perpindahan massa yang besar), earthflow (aliran batuan/tanah), mudflows (aliran berupa lumpur), sheetfloods, slopewash, dan stream (dicirikan oleh jumlah air yang banyak dan perpindahan massa pada ukuran halus dengan slope yang kecil).



A.1.1. Pelapukan Batuan



Pelapukan merupakan suatu proses penghancuran batuan manjadi klastis dan akan tekikis oleh gaya destruktif. Proses pelapukan terjadi oleh banyak proses destruktif, antara lain :

1. Proses fisik dan mekanik (desintegrasi) seperti pemanasan, pendinginan, pembekuan; kerja tumbuh-tumbuhan dan binatang , serta proses-proses desintegrasi mekanik lainnya


2. Proses-proses kimia (dekomposisi) dari berbagai sumber seperti : oksidasi, hidrasi, karbonan, serta pelarutan batuan dan tanah. Proses dekomposisi ini banyak didorong oleh suhu dan kelembaban yang tinggi, serta peranan organisme (tumbuh-tumbuhan dan binatang).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan antara lain :

1. Jenis batuan, yaitu komposisi mineral, tekstur, dan struktur batuan


2. Kondisi iklim dan cuaca, apakah kering atau lembab, dingin atau panas, konstan atau berubah-ubah.


3. Kehadiran dan kelebatan vegetasi


4. Kemiringan medan, pengaruh pancaran matahari, dan curah hujan.

Proses pelapukan berlangsung secara differential weathering (proses pelapukan dengan perbedaan intensitas yang disebabkan oleh perbedaan kekerasan, jenis, dan struktur batuan). Hal tersebut menghasilkan bentuk-bentuk morfologi yang khas seperti :

1. Bongkah-bongkah desintegrasi (terdapat pada batuan masif yang memperlihatkan retakan-retakan atau kekar-kekar),


2. Stone lattice (perbedaan kekerasan lapisan batuan sedimen yang membentuknya), mushroom (berbentuk jamur),


3. Demoiselles (tiang-tiang tanah dengan bongkah-bongkah penutup),


4. Talus (akumulasi material hasil lapukan di kaki tebing terjal),


5. Exfoliation domes (berbentuk bukit dari batuan masif yang homogen, dan mengelupas dalam lapisan-lapisan atau serpihan-serpihan melengkung).











A.1.2. Perpindahan massa (mass wasting)



Gerakan tanah sering terjadi pada tanah hasil pelapukan, akumulasi debris (material hasil pelapukan), tetapi dapat pula pada batuan dasarnya. Gerakan tanah dapat berjalan sangat lambat hingga cepat. Menurut oleh Sharpe (1938) kondisi-kondisi yang menyebabkan terjadinya perpindahan masa adalah :



1. Faktor-faktor pasif



a. Faktor litologi : tergantung pada kekompakan/rapuh material
b. Faktor statigrafi : bentuk-bentuk pelapisan batuan dan kekuatan (kerapuhan), atau permeabel-impermeabelnya lapisan
c. Faktor struktural : kerapatan joint, sesar, bidang geser-foliasi
d. Faktor topografi : slope dan dinding (tebing)
e. Faktor iklim : temperatur, presipitasi, hujan
f. Faktor organik : vegetasi



2. Faktor-faktor aktif



a. Proses perombakan
b. Pengikisan lereng oleh aliran air
c. Tingkat pelarutan oleh air atau pengisian retakan

A.2. Proses Diastromisme dan Vulkanisme


Diastromisme dan vulkanisme diklasifikasikan sebagai proses hipogen atau endapan karena gaya yang bekerja berasal dari dalam (bagian bawah) kerak bumi. Proses-proses diastropik dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu :

1. Orogenik (pembentukkan pegunungan)
2. Epirogenik (proses pengangkatan secara regional).

Vulkanisme termasuk pergerakan dari larutan batuan (magma) yang menerobos ke permukaan bumi. Akibat dari pergerakan (atau penerobosan) magma tersebut akan memberikan kenampakan yang muncul di permukaan berupa badan-badan intrusi, atau berupa deomal folds (lipatan berbentuk dome) akibat terobosan massa batuan tersebut), sehingga perlapisan pada batuan di atasnya menjadi tidak tampak lagi atau telah terubah.


B. SATUAN MORFOLOGI



Bentuk-bentuk pada permukaan yang dihasilkan oleh peristiwa-peristiwa geomorfik berdasarkan kesamaan dalam bentuk dan pola aliran sungai dapat dikelompokkan ke dalam satuan yang sama. Tujuan dari pengelompokkan ini adalah untuk dapat memisahkan daerah konstruksional dengan daerah detruksional. Kemudian masing-masing satuan dapat dibagi lagi menjadi subsatuan berdasarkan struktur dan tahapan (untuk konstruksional) serta berdasarkan deposisional (untuk destruksional).


B.1. Sungai



Pada hakekatnya aliran sungai terbentuk oleh adanya sumber air (hujan, mencairnya es, dan mata air) dan adanya relief dari permukaan bumi. Sungai-sungai juga mengalami tahapan geomorfik yaitu perioda muda, dewasa, dan tua. Sungai muda dicirikan dengan kemampuan untuk mengikis alurnya, dimana hal ini dapat terjadi jika gradien sungai cukup terjal. Sungai muda biasanya sempit, dengan tebing terjal yang terdiri dari batuan dasar. Gradien sungai yang tidak teratur (seragam) disebabkan oleh variasi struktur batuan (keras-lunak).

Sungai pada stadium dewasa akan mengalami pengurangan gradien sungai sehingga kecepatan aliran dan daya erosi (pengikisan) berkurang, sehingga mulai terjadi pengendapan. Sungai demikian disebut dengan graded. Jika sungai utama mengalami graded berarti telah tercapai kedewasaan awal, dan jika cabang-cabang sungai tersebut juga telah mengalami graded maka telah mencapai kedewasaan lanjut, dan jika alur-alur sungai juga telah mengalami graded, maka sungai tersebut telah mencapai perioda tua.

Pada umumnya aliran sungai dikendalikan oleh struktur batuan dasar, kekerasan batuan, dan struktur geologi, serta beberapa hal lainnya membentuk pola-pola aliran sungai , antara lain :

1. Pola dendritik, dengan pola aliran menjari dan menyebar seperti dahan-dahan pohon, mengalir ke semua arah, dan menyatu di induk sungai. Umum terdapat pada daerah dengan struktur batuan yang homogen atau pada lapisan endapan sedimen yang horizontal.

2. Pola aliran rektangular, dibentuk oleh cabang-cabang sungai yang berbelok, berliku-liku, dan menyambung dengan membentuk sudut-sudut tegak lurus, yang umumnya dikendalikan oleh pola kekar dan sesar yang berpola berpotongan secara tegak lurus. Umum terdapat pada daerah batuan kristalin, serta perlapisan batuan keras yang horizontal.

3. Pola aliran trelis, berbentuk pola trali pagar. Sungai-sungai yang lebih besar cenderung mengikuti singkapan dari batuan lunak. Pola ini umum pada daerah yang terlipat dan miring kuat.

4. Pola aliran radial, dengan pola sentrifugal dari suatu puncak, misalnya aliran sungai pada pegunungan kubah atau gunung api muda.

5. Pola aliran anular, merupakan aliran dimana sungai-sungai besarnya mengalir melingkar mengikuti struktur dan batuan yang lunak, dan umum terbentuk pada daerah kubah struktural yang telah terkikis dewasa. Pola aliran anular dengan demikian merupakan variasi dari pola aliran trelis.


Pada sungai yang telah mencapai stadium dewasa terdapat dataran banjir yang terbentuk dari pengendapan material klastis yang diendapkan pada daerah di dekat sungai membentuk point bar. Pada sisi kiri kanan sungai sering terbentuk akumulasi yang tebal sedimen sepanjang sungai dan membentuk tanggul alam (natural levees). Jika arus aliran sungai makin melemah, material klastis yang terbawa oleh aliran sungai akan terendapkan pada tekuk lereng, sisi dalam meander, pertemuan antara dua aliran sungai, dan perubahan gradien. Jika endapan aluvial sungai yang telah terbentuk kemudian terkikis kembali oleh aliran sungai akan terbentuk undak-undak sungai, dan merupakan peremajaan sungai pada masa dewasa atau tua.

Jika aliran sungai dari mulut lembah di daerah pegunungan dan kemudian memasuki wilayah dataran, maka material klastis yang dibawanya akan terendapkan dan kemudian menyebar meluas dengan sudut kemiringan makin melandai. Fraksi kasar akan terakumulasi di dekat mulut lembah dan fraksi halus akan terdapat pada dataran, dan dikenal dengan kipas aluvial. Kipas aluvial dapat terjadi pada kaki-kaki gunung api, kaki tebing dari gawir, dll.

Selanjutnya material klastis yang terbawa oleh aliran sungai hingga laut, dan membentuk delta. Bentuk-bentuk delta dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain bentuk sungai, gradien sungai, besarnya beban, kuat arus laut, arah arus laut, dsb.








B.2. Dataran dan Plateau



Dataran dan plateau adalah wilayah-wilayah dengan struktur yang relatif horizontal. Dataran mempunyai relief rendah dengan lembah-lembah dangkal, sedangkan plateau mempunyai relief yang tinggi dengan lembah-lembah yang dalam. Secara umum beberapa jenis dataran, antara lain :

1. Dataran pantai (coostal plains) yang terbentuk oleh timbulnya dasar laut
2. Interior plains, yang mirip dengan dataran pantai tetapi yang terletak sudah jauh dari laut
3. Dataran danau (lake plains), terbentuk oleh timbulnya dasar danau karena pengeringan danau
4. Dataran lava (lava plains) dan plateau lava (lava plateau), terbentuk oleh aliran lava encer
5. Dataran endapan glasial (till plains), terdiri dari endapan glacial yang menutupi topografi tidak rata
6. Dataran aluvial (alluvial plains), yang terbentuk dari endapan aluvial dari kipas aluvial di kaki pegunungan hingga jauh ke dataran banjir dan dataran pantai.

Plateau pada stadium muda merupakan daerah dengan lapisan horizontal dan kebanyakan telah terkikis dalam oleh aliran sungai. Daerah plateau dapat lebih tinggi terhadap sekitarnya dan dibatasi oleh gawir atau dapat pula lebih rendah dari pegunungan disekitarnya. Plateau dewasa mempunyai kenampakan umum mirip dengan pegunungan biasa namun kecenderungan lapisan batuannya horizontal. Plateau tua umumnya merupakan daerah dataran yang luas yang telah mengalami pengikisan dengan perlapisan yang horizontal. Bukit-bukit sisa erosi, yang juga berstruktur horizontal disebut mesa (dengan ketinggian 150-200 m). Dimensi yang lebih kecil dinamakan butte, dan jika lebih sempit dan tinggi seperti pilar-pilar disebut dengan pinnacles atau needles.
B.3. Pegunungan kubah (dome mountains)



Kubah diartikan sebagai struktur dari suatu daerah yang luas dengan sifat lipatan regional dengan sudut kemiringan yang kecil. Ada beberapa sebab terjadinya kubah, antara lain oleh intrusi garam atau diapir, intrusi lakolit, dan intrusi batuan beku seperti batolit.

Dalam tahapan muda pegunungan kubah akan dikikis oleh sungai-sungai namun belum dalam, bentuk kubah masih utuh, pengikisan dimulai di puncak dengan membentuk cekungan erosi. Kadang-kadang inti kubah yang keras tampak di dasar cekungan erosi kubah. Pada tahapan dewasa, pengikisan di puncak makin meluas dan mendalam. Undak-undak gawir terbentuk sesuai dengan banyaknya lapisan-lapisan yang resistan, serta punggungan-punggungan dengan lapisan miring (hogbacks) terbentuk.

Pada tahapan tua, mempunyai bentuk akhir dari pengikisan kubah akan membentuk peneplane. Pola aliran annular hampir-hampir hilang. Kubah besar dan tinggi dihasilkan oleh intrusi-intrusi batolit; yang lebih kecil dihasilkan oleh intrusi lakolit, dan berbentuk kubah landai yang dihasilkan oleh sill. Kubah-kubah kecil dapat dihasilkan oleh intrusi garam atau diapir lempung.




Punggungan-punggungan lapisan miring (hogbacks) dapat terbentuk oleh beberapa kejadian antara lain kubah, antiklin, sesar, intrusi, dan sebagainya. Faltion merupakan hogbacks yang terletak terdekat dengan inti kubah yang keras seperti batuan kristalin dengan ujung atas umumnya runcing.



Inti kubah yang terdiri dari batuan kristalin sering memberi arti sebagai sumber mineral logam; pertambangan sering dijumpai kubah-kubah garam tentunya memberi makna sebagai sumber garam. Jika tidak berpotensi akan mineral, inti kubah yang bertekstur kasar sering merupakan daerah hutan dan sekaligus merupakan daerah tadah hujan. Juga lereng-lereng terjal dari hogbacks sebaiknya merupakan daerah hutan untuk mencegah longsoran dan untuk tujuan konservasi air.
B.4. Pegunungan Lipatan (Folded Mountains)

Istilah pegunungan lipatan digunakan untuk suatu jenis pegunungan dengan struktur lipatan yang relatif sederhana. Pada tahapan muda morfologinya masih menggambarkan adanya lingkungan antiklin dan sinklin. Bila erosi melanjut maka pengikisan sungai lateral dapat menajam ke hulu dan juga sepanjang puncak antiklin.


Pada tahapan dewasa pengikisan di puncak antiklin dapat melanjut, melebar ke arah dalam sepanjang puncak antiklin dan akhirnya terbentuk lembah antiklin dengan kenampakan morfologi terhadap struktur geologi menjadi terbalik (interved relief), bukit-bukit antiklin (anticlinal ridges), dan lembah-lembah sinklin (sinclinal ridges), serta bukit-bukit yang terbentuk oleh lapisan-lapisan yang miring searah disebut bukit-bukit homoklin (homoclinal ridges). Pada tahapan tua, daerah pegunungan lipatan oleh pengikisan menjadi peneplane dan sungai mengalir di dataran tersebut seolah tanda mengindahkan adanya lapisan lunak ataupun keras.

Daerah pegunungan lipatan umumnya berbukit-bukit terjal, dengan lembah-lembah yang panjang, adanya perulangan antara lembah lebar dan lembah sempit akibat perbedaan kekerasan batuan, adanya gawir terjal dan pegunungan landai pada hogbacks atau homoclinal ridges. Daerah pegunungan lipatan yang terdiri dari batuan-batuan sedimen sering pula mengandung nilai-nilai ekonomis seperti batugamping, batulempung, batupasir kuarsa, gipsum, dan sebagainya.

B.5. Pegunungan Patahan (Block Mountains)



Pegunungan ini merupakan hasil deformasi oleh sesar. Pada tahapan muda pegunungan patahan memperlihatkan gawir-gawir terjal yang memisahkan antara satu blok pegunungan dengan blok yang lain atau antara blok pegunungan dengan blok lembah. Umumnya bidang gawir tajam relatif rata, belum tersayat oleh lembah-lembah. Bentuk blok dapat persegi, berundak, atau membaji tergantung kepada pola sesar.


Pada tahapan dewasa menyebabkan adanya pengikisan pada bagian muka atau punggungan blok dengan beberapa kenampakan bagian muka dari blok masih lebih terjal dari pada bagian punggungan, masih terlihat adanya kelurusan garis dasar sesar, adanya triangular facets yang merupakan sisa-sisa bidang sesar setelah terkikis, adanya dataran aluvial berupa kipas aluvial yang terletak berjajar dalam garis lurus sepanjang kaki bidang muka dan blok, serta munculnya mata air. Pada tahapan tua, daerah pegunungan patahan menjadi mendatar dan kehilangan bentuk simetrinya, dengan daerah aluvial yang meluas.
B.6. Gunung Api


Pertumbuhan gunung api merupakan salah satu dari bentuk konstruksional, dimana pembentukannya dapat terjadi melalui letusan, longsoran, injeksi kubah lava, dan sebagainya diselingi dengan erosi. Pada umumnya proses erosi berjalan lebih lambat dari proses pembentukan gunung api. Disamping itu gunung api dapat pula mengalami proses konstruksi lain seperti sesar dan lipatan.

Gunung api yang telah mencapai tahapan dewasa oleh letusan baru dapat segera menjadi muda kembali. Perubahan-perubahan bentuk oleh kegiatannya dapat terjadi seperti pembentukan kubah lava, aliran lava, aliran lahar, pembentukan kerucut porositer, pembentukan kaldera.
Bentuk-bentuk gunung api dipengaruhi oleh letusan dan aliran lava. Pada letusan gunung api akan menghasilkan tufa dan breksi vulkanik membentuk cinder cones.

Compasite cones terbentuk jika kegiatan erupsi letusan dan aliran lava terjadi secara bergantian. Kerucut gunung api sederhana mempunyai kawah (crater), pada letusan-letusan yang berulang pada titik yang berbeda dalam suatu kawah dapat menghasilkan kawah ganda (nested craters), dan pada letusan dahsyat dapat menghasilkan kaldera (kawah yang sangat besar, berdinding terjal, dan umumnya mempunyai dasar kawah yang rata).

Gunung api baru dapat tumbuh di dasar kaldera, dan disebut gunung api sekunder. Gunung api di dalam tahapan tua sudah tidak memperlihatkan bentuk kerucut lagi. Hanya sisa diatrema saja yang kadang-kadang terlihat mencuat diantara dataran, dan disebut volcanic necks.









C. ANALISIS MORFOLOGI



Analisis pada suatu daerah (secara regional) dapat dilakukan pada foto udara atau pada peta topografi. Analisis morfologi dapat dilakukan dengan pemisahan-pemisahan unsur-unsur morfologi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Analisis dilakukan dengan memperhatikan tujuan semula, mungkin berupa tujuan-tujuan ilmiah atau tujuan-tujuan aplikasi. Analisis morfologi yang lazim diadakan adalah: elevasi, sudut lereng, pola kontur, bentuk bukit, pola bukit, bentuk aliran, pola aliran, kerapatan sungai, luas DAS, tekuk lereng/gradien, dan lain-lain.

Dalam melakuan pemerian geomorfologi pada suatu daerah (wilayah) dapat dilakukan secara empiris atau deskriptif. Pemerian empiris dilakukan dengan mengemukakan apa adanya; seperti bukit, lembah, atau pegunungan dan diuraikan menurut bentuk, ukuran, posisi, dan warna. Contohnya sederet perbukitan yang terdiri dari batugamping dan batulempung, dengan lebar wilayah perbukitan tersebut lebih kurang 5 km dan panjang 20 km, dengan puncak-puncaknya setinggi 900-1250 m dpl ... dst.

Sedangkan pemerian secara deskriptif (explanation) dilakukan dengan menggunakan istilah-istilah yang lebih tepat karena mengandung arti genetik dari permasalahan morfologi dan sekaligus mengandung arti bentuk, ukuran, komposisi, lokasi, dan sebagainya. Contoh : terdapat sederet pegunungan lipatan selebar 5 x 20 km membentuk bukit-bukit hogback dan lembah-lembah homoklin, terdiri dari batugamping dan batulempung, … dst.

Pada pengamatan melalui peta topografi, analisis dilakukan terhadap pola kontur (tata letak, bentuk-bentuk lengkungan dan kelurusan, kerapatan garis kontur, dan pola-pola kontur yang khas). Daerah di muka bumi yang mempunyai kesamaan dalam bentuk-bentuk dan pola aliran sungai dimasukkan ke dalam satuan yang sama.

Satuan morfologi pada orde satu dapat dikelompokkan sebagai pegunungan dan dataran. Pada orde kedua, pegunungan dapat diuraikan lagi sebagai pegunungan plateu, pegunungan kubah, pegunungan lipatan, pegunungan kompleks, dan gunung api. Sedangkan dataran, pada orde kedua dapat diuraikan lagi sebagai dataran pantai, dataran banjir, dataran danau, dataran aluvial, dan dataran glasial.


D. PENERAPAN GEOMORFOLOGI SEBAGAI SALAH SATU ALAT DALAM EKSPLORASI



Sebelum pelaksanaan kegiatan (survei) lapangan, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pengenalan bentang alam (landform) melalui analisis foto udara atau analisis peta topografi (berdasarkan pola kontur). Kegiatan ini akan sangat membantu untuk memberikan gambaran (interpretasi awal) tentang sejarah geologi, struktur, dan litologi regional daerah yang akan diobservasi.

McKinstry (1948) dalam tulisannya membahas tentang penggunaan petunjuk geomorfik dalam pekerjaan eksplorasi, dan mengelompokkan tiga petunjuk dalam pencarian endapan mineral, yaitu :

1. Beberapa endapan mineral akan memperlihatkan suatu bentuk topografi yang khas.
2. Topografi suatu daerah dapat memberikan suatu struktur geologi dimana suatu endapan mineral dapat terakumulasi.
3. Dengan mempelajari sejarah geomorfik suatu daerah memungkinkan untuk dapat memperkirakan kondisi-kondisi fisik dimana mineral-mineral terakumulasi atau terkayakan.

Tidak semua tubuh bijih mempunyai ekspresi permukaan (topografi) yang khas, namun ada beberapa diantaranya dapat diprediksikan dari kenampakan permukaan (topografi) seperti singkapan bijih, gossan, atau mineral-mineral residual, serta kenampakan struktur geologi seperti fractures, sesar, dan zona-zona breksiasi. Sebagai contoh : sebaran Pb-Zn di Broken Hill Australia membentuk suatu punggungan yang menyolok, urat-urat kuarsa masif di Santa Barbara Meksiko memperlihatkan bentuk yang menyolok karena cenderung lebih resistan terhadap pelapukan dari batuan-batuan di sekitarnya. Menurut Schmitt (1939), ekspresi topografi merupakan suatu akibat dari laju oksidasi, termasuk daya tahannya terhadap pelapukan dan erosi.

Pada endapan residual, konsep-konsep geomorfologi yang dapat diterapkan antara lain :

1. Pelapukan dan erosi merupakan proses yang mutlak dan selalu terjadi di muka bumi.
2. Hasil pelapukan suatu batuan mungkin dapat menghasilkan suatu konsentrasi endapan mineral ekonomis.
3. Produk dari tahap akhir siklus morfologi pada umumnya tertinggal membentuk suatu endapan residual yang insitu.
4. Tahapan-tahapan awal dari siklus geomorfik pada umumnya bersifat mengikis, mengerosi, tertransport, dan terendapkan pada suatu tempat.

Sedangkan pada endapan placers (residual, kolovial, eluvial, aluvial, dan endapan pantai), konep-konsep geomorfologi yang dapat diterapkan antara lain ; masing-masing tipe endapan placers merupakan hasil dari siklus geomorfik yang terbatas, dan diendapkan pada kondisi topografi tertentu, dan mempunyai ekspresi topografi yang khas.

Aetthea

- Sistem operasi atau dalam bahasa Inggris: operating system atau OS adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web.

- Perangkat lunak aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.

- Sistem manajemen basis data (Bahasa Inggris: database management system, DBMS), atau kadang disingkat SMBD, adalah suatu sistem atau perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola suatu basis data dan menjalankan operasi terhadap data yang diminta banyak pengguna.

- Basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja basisdata, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.

- Ada 4 macam cara untuk memasukkan alamat sel didalam rumus.

. Absolut kolom dan absolut baris, misalnya $A$1 dan $F$6 → tekan F4 satu kali.
. Absolut baris dan relatif kolom, isalnya A$1 dan F$6 → tekan F4 dua kali
. Absolut kolom dan relatif baris, misalnya $A1 dan $F6 → tekan F4 tiga kali
. Relatif kolom dan relatif baris, misalnya A1 dan F6 → tekan F4 empat kali.

- OSI Reference Model memiliki tujuh lapis, yakni sebagai berikut

7 Application layer Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
6 Presentation layer Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
5 Session layer Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.
4 Transport layer Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
3 Network layer Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
2 Data-link layer Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
1 Physical layer Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.

Game Flash "Klose Sniper"

Information Technology - 1st Task

<1>

- Sistem adalah sekelompok elemen yang bekerja sama (terintegrasi) untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran tertentu.

- Informasi adalah data yang telah diolah sehingga mempunyai arti bagi pemakai.

- Data adalah sesuatu yang terdiri dari fakta dan angka dari berbagai sumber dalam dunia nyata menyangkut entitas manusia, obyek, kejadian dll yang bisa bersifat kualitatif atau kuantitatif serta bersifat internal maupun eksternal. (data = the plural of datum) yang relatif tidak mempunyai arti bagi pemakai.

- Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.

<2>

Karakter Sistem Informasi :


1. sistem informasi memiliki komponen berupa subsistem yang merupakan elemen elemen yang lebih kecil yang membentuk sistem informasi tersebut misalnya bagian input, proses, output

contoh bagian input adalah salesman memasukkan data penjualan bulan ini. maka di sana terdapat manusia yang melakukan pekerjaan input, dengan menggunakan hardware keyboard, dan menggunakan interface sebuah aplikasi laporan penjualan yang sudah di sediakan oleh sistem informasi tersebut.

2. ruang lingkup sistem informasi yaitu ruang lingkup yang ditentukan dari awal pembuatan yang merupakan garis batas lingkup kerja sistem tersebut, sehingga sistem informasi tersebut tidak bersinggungan dengan sistem informasi lainnya.

3. tujuan sistem informasi adalah hal pokok yang harus ditentukan dan dicapai dengan menggunakan sistem informasi tersebut, sebuah sistem informasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan tersebut.

4. lingkungan sistem informasi yaitu sesuatu yang berada diluar ruang lingkup sistem informasi yang dapat mempengaruhi sistem informasi, hal ini turut dipertimbangkan pada saat perencanaan sistem informasi.


Komponen Sistem Informasi

1. komponen input
2. komponen model
3. komponen output
4. komponen teknologi
5. komponen basis data
6. komponen kontrol

<3>

Sumber Daya Sistem Informasi :

1. People - pengguna dan pengembang SI
2. Hardware - perangkat fisik yang digunakan dalam pengelolaan SI
3. Software - kumpulan perintah untuk mengolah informasi
4. Data - fakta atau hasil observasi dari transaksi bisnis
5. Network - media komunikasi dan infrastruktur jaringan

<4>

Sistem Terbuka (Open sistem) ; sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumber daya.

Sistem Tertutup (Closed sistem) ; sistem yang tidak dihubungkan dengan lingkungannya.

Bolaogna vs AC Milan 1-4 Highlight - 25.01.2009



1-0 Di Vaio 9'
1-1 Seedorf 13'
1-2 Kaka' 17'
1-3 Kaka' 43'
1-4 Beckham 60'

Hannover vs AC Milan Highlight 2-3 - 21.01.2009



1-0 Huszti 10'
1-1 Shevchenko 52'
1-2 Inzaghi 55'
2-2 Hanke 75'
2-3 Inzaghi 76'

AC Milan vs Fiorentina 1-0 - 17.01.09



1-0 Pato 7'

Roma vs AC Milan 2-2 Highlights (HD) - (11.1.2009)



1-0 Vucinic 22'
1-1 Pato 48'
1-2 Pato 53'
2-2 Vucinic 72'

Ac Milan vs Hamburg SV 1-1 (4-3) Highlights (HD) - (06.01.2009)



1-0 Ronaldinho 62'
1-1 Collin Benjamin 66'

Panic At The Disco - Northern Downpour

Artist          : Panic At The Disco

Song Title  : Northern Downpour

Filesize       : 51.9MB




Coldplay - Lovers in Japan


Artist             : Coldplay

Song Title      : Lovers in Japan

Filesize           : 73.74mb

Diamonds In The Rough (2008)


Diamonds In The Rough (2008)



1.Demons
2.Girl I Know
3.Crossroads
4.Flash Of The Blade
5.Until The End
6.Tension
7.Walk
8.The Fight
9.Dancing Dead
10.Almost Easy (CLA Mix)
11.Afterlife / Alternate Version



AVENGED SEVENFOLD-AVENGED SEVENFOLD(2007)


AVENGED SEVENFOLD-AVENGED SEVENFOLD(2007)




01. Critical Acclaim
02. Almost Easy
03. Scream
04. Afterlife
05. Gunslinger
06. Unbound (The Wild Ride)
07. Brompton Cocktail
08. Lost
09. A Little Piece Of Heaven
10. Dear God



City Of Evil (2005)


City Of Evil (2005)



01. Beast and the Harlot
02. Burn it Down
03. Blinded In Chains
04. Bat Country
05. Trashed and Scattered
06. Seize the Day
07. Sidewinder
08. The Wicked End
09. Strength of the World
10. Betrayed
11. M.I.A.



Waking The Fallen (2003)


Waking The Fallen (2003)




01. Waking the Fallen
02. Unholy Confessions
03. Chapter Four
04. Remenissions
05. Desecrate Through Reverence
06. Eternal Rest
07. Second Heartbeat
08. Radiant Eclipse
09. I Won't See You Tonight Pt. 1
10. I Won't See You Tonight Pt. 2
11. Clairvoyant Disease
12. And All Things Will End



Sounding The Seventh Trumpet (2002)



Sounding The Seventh Trumpet (2002)



01. To End The Rapture
02. Turn The Other Way
03. Darkness Surrounding
04. The Art Of Subconscious Illusion
05. We Come Out At Night
06. Lips Of Deceit
07. Warmness On The Soul
08. An Epic Of Time Wasted
09. Breaking Their Hold
10. Forgotten Faces
11. Thick And Thin
12. Streets
13. Shattered By Broken Dreams



Warmness On The Soul (EP) (2001)



Warmness On The Soul (EP) (2001)





01. Warmness On The Soul
02. Darkness Surrounding
03. We Come Out At Night
04. To End The Rapture (Heavy Metal Version)



The String Quartet Tribute - Avenged Sevenfold

The String Quartet Tribute - Avenged Sevenfold

1.Burn It Down
2.Sidewinder
3.And All Things Will End
4.Unholy Confessions
5.I Wont See You Tonight, Pt. 1
6.I Wont See You Tonight, Pt. 2
7.Turn The Other Way
8.Chapter Four
9.Warmness On The Soul
10.Lips Of Deceit
11.To End The Rapture
12.Bat Country

TSUNAMI : Fenomena atau Bencana Alam?

TSUNAMI : Fenomena atau Bencana Alam?

“ ….the devastation is tremendous,
and we can’t describe it adequetly……
Capt. Kendall Card – USS Abraham Lincoln”

    Tsunami (dibaca: tsoo-NAH-mee) adalah gelombang transien yang disebabkan oleh gempa tektonik ataupun oleh letusan gunung berapi. Tsunami adalah asal kata dari bahasa Jepang dimana artinya gelombang yang sering terjadi di daerah-daerah pelabuhan di pantai Jepang (Tsu = Pelabuhan dan Nami = gelombang) dan bukan apa yang sering diartikan oleh kebanyakan orang sebagai “tidal waves” (Vasily Titov, 2004). Tsunami memiliki perioda gelombang di antara 10 sampai dengan 60 menit. Bila penyebab Tsunami adalah letusan gunung berapi (seperti yang terjadi di gunung Krakatau) maka gangguannya terjadi pada permukaan, dan apabila penyebabnya adalah gempa tektonik (Aceh dan Nias) maka gangguannya terjadi pada dasar laut. Gangguan pada dasar laut inilah yang sering terjadi
 Tsunami, Indonesia sendiri adalah merupakan alur dari kagiatan tektonik, yang mana dokumentasi terjadi Tsunami sendiri masih langka dan sangat jarang terekam oleh para peneliti, contoh seperti terjadi sekarang ini di Aceh dan Sumatera Utara. Terlululantahkan oleh goncangan Gempa berskala 8,5 pada skala Richter (8.9 moment magnitude), lebih tepat lagi terjadi di pulau Sumatera pada Minggu pagi 26 Desember 2004 jam 06:58:50 AM sungguh dasyat memang Asia Tenggara dan Asia Selatan terguncang oleh gempa ini, sampai goncangan ini terasa di Somalia, Afrika Timur yang jaraknya 6000 Kilometer dari Epicenter Gempa!!. Apakah kita pernah berpikir kehancuran gempa ini samadengan kekuatan tenaga yang dilepaskan oleh 32 megaton peledak trinitrotoluena atau TNT?. Sampai saa ini belum ada teknologi yang “sophisticated” mampu memprediksi gempa yang terjadi. Akan tetapi, banyak teori yang bercerita dan menguraikan terjadinya Tsunami yang diakibatkan oleh gempa, ironi memang kajian teoritis mengenai Tsunami sudah banyak yang dilakukan dan di Jepang sudah bukan bahan yang baru lagi. Mengapa Tsunami bisa terjadi? Gempa adalah awal sehingga terjadi Tsunami dimana adanya perpindahan energi gempa ke fluida (cairan bergerak), di dalam fluida, energi ini diubah menjadi gerakan fluida berupa gelombang. Gelombang yang terbentuk ini tergantung dari besarnya energi gempa, sehingga dengan penurunan beberapa pendekatan numeris bisa diketahui energi Tsunami yang terjadi. Pendekatan yang sering digunakan adalah dengan skala Imamura (m), dimana dengan mengetahui besar m (imamura scale) maka kita bisa mengetahui tinggi gelombang yang terjadi serta luasan daya hancur yang diakibatkannya. Adalah Fluida apabila kita menganggap fluida itu ideal maka dia akan bersifat inviscid, tidak berotasi dan tidak mampu mampat. Untuk itu, berlakulah apa yang disebut aliran potensial sehingga dapat didefinisikan sebagai kecepatan potensial. Asumsi umum menyebutkan bahwa gempa yang kurang dari 6 skala ritcher tidak akan menimbulkan kerusakan berarti akibat Tsunami. Perlu juga diketahui bahwa epicenter terhadap pantai juga menentukan terhadap tinggi gelombang Tsunami. Besarnya energi Tsunami diperkirakan 10% dari energi gempa. Analisa numerik mengacu pada contoh sebagai berikut; bila diketahui M = 7.0 m (magnitude) maka m (imamura) = 1.83 dan T (period) = 13.8 menit; maka dari tabel imamura diperkirakan tinggi gelombang yang terjadi adalah 3 meter di pusat gempa dan akan menjalar menuju perairan yang lebih dangkal.
    Asumsi awal ini tentunya belumlah valid karena perlu diperhitunkan lagi dengan energi terjadinya gempa yang dikonversikan dengan energi Tsunami yang terbentuk serta menjalar untuk mencapai pantai. Tidak mudah memang, akan tetapi ini perlu kita perjelas bahwa dari berbagai macam kejadian, tanda-tanda fenomena alam yang berubah secara tiba-tiba patut kita waspadai, dimana tanda utama akan terjadinya Tsunami adalah gempa yang besar serta air tiba-tiba surut secara tidak normal.
     Gelombang Tsunami secara significant menyebabkan beberapa pulau besar atau kecil akan mengalami kerusakan parah, akibat besarnya gempa dan gelombang Tsunami yang terjadi. Perbandingannya dapat digambarkan bahwa, Tsunami yang terjadi tidaklah seperti gelombang yang dibangkitkan oleh angin (wind generated waves), yang sering dan setiap waktu menghantam wilayah pesisir secara periodik, dimana gelombang ini mempunyai tinggi, panjang dan perioda bervariasi setiap waktunya. Angin yang membangkitkan gelombang dari daerah lepas pantai (swell), akan menuju pantai dan apabila diikuti oleh badai (storm) maka gelombang akan membesar dan menggulung mengikuti model topografi dasar laut serta kecepatan angin yang menghembuskanya, biasanya kecepatan gelombang bervariasi antara 10 detik sampai dengan gelombang panjang 150 menit. Seperti juga proses terjadinya Tsunami mempunyai panjang gelombang tetapi panjangnya akan mencapai sekitar 100 km dan memiliki kecepatan gelombang antara 200 m/det sampai dengan 700 km/jam, seperti pernah terjadi di Samudera Pacifik pada kedalaman 4000 m (Wikipedia Encylopedia, 2004). Selanjutnya oleh Global Security, 2004 membagi beberapa model matematis hubungan antara kecepatan jalar gelombang (wave celerity) dan tinggi Tsunami yang terjadi pada beberapa kedalaman laut. Ada dua teori yang mendukung bahwa kejadian di atas yaitu :

1.Transformasi akibat perubahan Lebar dan kedalaman suatu perairan (h/ho dan b/bo), bila Tsunami melintasi alur yang sempit seperti selat, sungai, ataupun teluk yang panjang, amplitudo Tsunami akan mengalami perubahan, seperti energi gelombang (wave energy) akan membesar akibat bathimetri lahan dan gelombang pecah (wave breaking) akan meninggi di daerah pantai.
2.Run-Up (H/R dan R/H), adalah akumulasi energi yang terjadi pada dinding miring yang mengakibatkan pembesaran tinggi gelombang. Run-Up ini terjadi saat gelombang mencapai pantai. Tinggi gelombang tergantung dari model kemiringan lahan (topografi), tinggi gelombang (H) dan panjang gelombang (L).

    Penjabaran dari dua teori tersebut ini adalah umum digunakan di dalam bidang rekayasa pantai untuk menduga dinamika air laut . Mekanisme kerja gelombang Tsunami dapat dimodelkan dengan pendekatan numeris untuk meramalkan terjadinya gelombang di daerah bahaya Tsunami. Oleh karena itu, data-data tentang pasang surut dan topografi pantai sangat penting di dalam mengevaluasi keadaan pesisir disamping dukungan data tentang besaran kekuatan gempa yang terjadi.
 
   Cara yang efektif adalah dengan melatih penduduk dalam menghadapi Tsunami dan menghindarkan pembangunan konstruksi di daerah yang sering diserang Tsunami. Cara-cara yang dianjurkan untuk menghadapi Tsunami adalah :

1.relokasi daerah pemukiman
2.membuat jalan atau llintasan untuk melarikan diri dari Tsunami
3.melakukan latihan pengungsian
4.menanami daerah pantai dengan tanaman (bakau/mangrove) yang secara efektif dapat menyerap energi gelombang
5.membiarkan lapangan terbuka untuk menyerap energi Tsunami
6.membuat dike ataupun breakwater di daerah yang memungkinkan
7.membuat suatu sistem peringatan dini (early warning sistem)

    Ini merupakan langkah-langkah praktis dalam meminimalisasi gelombang Tsunami yang terjadi tentu bukan hal yang mudah karena pada umumnya di dalam penerapan tahapan ini haruslah di sokong oleh perencanaan sistematis di dalam perencanaan kota. Akan menjadi
sulit memang dikarenakan hampir semua kota pesisir di Indonesia lebih khusus lagi di Sulawesi Utara belum mempunyai platform kota dalam menghadapi gelombang Tsunami, dan ini jelas bahwa kita masih terkonsentrasi di dalam menata ruang publik untuk kepentingan bisnis semata dan belum memperhatikan aspek-aspek yang berhubungan dengan keselamatan ruang publik tersebut apalagi nyawa manusia.



Download - .pdf version
Right click and save target as.



Free Download Adobe Photoshop CS4 Portable

Ada 4 sahabat saling ngobrol ngebahas tentang software yang mereka gunain pas ngedit2 foto ...

"Eh, gw abis ngedit foto pake photoshop CS lho."

"Yah, basi lo !!! Kaya gw donk,, pake photoshop CS2."

"Beuh,, CS2 dibanggain,, gw nii,, udah pake photoshop CS3 !! Hebat kan???"

Dengan kalemnya,, anak terakhir berkata,,

"Ahhh,, kalian nii ngributin pa ci,, sekarang tu udah ada versi terbarunya photoshop,, namanyaAdobe Photoshop CS4.. Kalian mau??"

"Mauuuuuuuuuuuuuuuuuu .............. !!!!!!!!!!!"

"Tuh,, tinggal download ja di link di bawah ini,, cuma 68mb koq,, soalnya itu cuma versi portablenya,, tapi isinya sama aja koq kayak versi full softwarenya."

Download - via Rapidshare

Download Game Gameloft Gratis

Di bawah ini merupakan link-link yang akan membawa anda menuju ke sebuah halaman dimana game tersebut berada. Yang harus anda lakukan adalah meng-klik ".JAR" yang sesuai dengan resolusi layar handphone yang anda miliki.


New gameloft game !


GANGSTAR 2 Kings of L.A

FAR CRY 2

Prince Of Persia 2008


RF MANAGER 09

NBA-Pro Basketball 2009

Wonder Blocks

Chuck Norris : Bring on the Pain

WORMS 2008 [NOT GAMELOFT]

DEATH RACE

DOGZ 2

The MUMMY

Soul of Darkness


Pocket Chef

Os Titans

Asphalt 4 [no HD]

Wimbledon 2008

GUITAR HERO 3

Nell McAndrew's Body Fitness

Jimmy White : SNOOKER legend

NEW YORK NIGHT 2


Ferrari World Championship

CSI : Las Vegas

K.O Fighters Legend

Midnight Darts

Pro moto Racing

Brother in Arms : Art of War

Brother in Arms 3D

Grey's Anatomy

Megacity Empire NY


Prince of Persia Classic

American Gangster

Brain challenge 2

Real Rugby

Beowulf

NITRO street Racing

XIII

The settlers

Assasin creed

Pub mania

CSI : miami

OktoberFest

ReaL football : Manager edition

Pop superstar : Road to celebrity

Full house bingo

Real football 2008

Guitar legend - get on stage


Fatal bozooka

Petz



Free Download Avenged Sevenfold Video

You can download Avenged Sevenfold video just by clicking the links below ....

Avenged Sevenfold - A Little Piece Of Heaven

Avenged Sevenfold - Afterlife

Avenged Sevenfold - Almost Easy

Avenged Sevenfold - Beast and the Harlot

Avenged Sevenfold - Dear God

ASI : Antara Iptek dan Al Quran

Dulu dunia kesehatan meyakini, ASI hanya berpengaruh kepada bayi dari sisi kejiwaan dan tidak ada pengaruh positif lain. Setelah dilakukan penelitian selama setengah abad, ditemukan ribuan manfaat ASI. Zat immunoglobulins ditemukan pertama kali pada ASI. Zat ini berfungsi sebagai anti bodi, anti bakteri dan virus dengan berbagai macam jenisnya. Immunoglobulins berfungsi juga membantu bayi selama bulan-bulan pertama dalam menguatkan tulang tengkorak yang sering mengalami guncangan dan benturan

Lebih dari itu, ASI mengandung zat mucins yang memuat banyak protein dan karbohidrat. Zat inilah yang mensterilkan tubuh bayi dari bakteri secara total tanpa efek samping, berbeda dengan obat-obatan kimia.


Para ahli menemukan jumlah bakteri dalam lambung bayi yang minum dari susu sapi lebih banyak 10 kali lipat dari bakteri dalam lambung bayi yang mengkonsumsi ASI.


Di samping itu, kandungan protein dan glukosa alami dalam ASI jauh lebih besar di banding susu sapi dan lainnya. Suhu sehat ASI ketika keluar sesuai dengan kondisi bayi. Bahayanya, jumlah protein dalam susu sapi tidak bisa diserap dan dicerna oleh tubuh bayi yang di masa selanjutnya akan menimbulkan masalah kesehatan. Sebab protein ASI mampu diserap bayi dalam waktu 15 detik sementara susu sapi membutuhkan waktu 60 detik.


Ahli medis sepakat, ASI bersih dari bakteri dan makanan paling baik daripada susu buatan. Mereka menemukan, bayi yang mengonsumsi susu buatan meski dengan botol steril tetap akan mengalami banyak masalah kesehatan.

Semua rahasia-rahasia tersebut sudah diatur dan ditentukan oleh Allah sesuai dengan kadarnya. “dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya,” (QS Al-Furqan: 2)


Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.

Ternyata begitu banyak nikmat dan karunia Allah yang tidak diketahui oleh manusia.


Dan dia Telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Ibrahim: 34)


Masa Ideal Menyusui Bayi


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF menyatakan, masa ideal menyusui anak adalah dua tahun. Sebab selama dua tahun pertama itu, bayi sangat membutuhkan susu yang steril seperti ASI. Di samping itu, organ tubuhnya tidak mampu melawan penyakit yang menyerang selama dua tahun tersebut. Apalagi selama dalam kandungan, bayi banyak menggantungkan kepada zat-zat imun. Sehingga ketika lahir bayi harus terjaga dari faktor-faktor yang menyebabkan penyakit.

Dua tahun pertama usia bayi adalah masa krisis. Sebab merupakan masa pembentukan organ dan pertumbuhan. ASI adalah dimension of care di periode ini.


Kampanye ASI dari Al-Qur’an 14 abad lalu

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan,” (QS Al-Baqarah: 233).

Ada tiga kandungan dari ayat di atas; perintah Allah kepada para ibu untuk menyusui bayinya, penentuan periode ideal ASI yaitu dua tahun penuh, dan penegasan hal itu sebagai periode yang sempurna.

Ketika mengomentari ayat di atas dalam Fi Zhililalil Qur’an-nya, Sayyid Quthb mengatakan,” Allah mewajibkan untuk bayi atas ibunya agar menyusuinya selama dua tahun penuh. Sebab Allah mengetahui periode ini sebagai periode ideal dari sisi medis dan psikologi bayi. Penelitian kesehatan dan kejiwaan saat ini membuktikan bahwa dua tahun pertama adalah kebutuhan darurat bagi perkembangan anak secara sehat dari dua sisi tersebut.”

Jadi, ASI adalah karunia agung dari langit untuk setiap manusia pendatang baru di bumi.

Dr. Rose Laurens, ahli penyakit anak di Universitas Rocster New York menegaskan,’Wanita harus tahu bahwa ASI adalah makanan terbaik bayi. la mengandung zat immun khusus yang menjaga infeksi tengkorak. Zat ini tidak terdapat pada makanan lain. Meski teknologi demikian maju, tapi belum mampu memproduksi susu seperti ASI. Tak ada seorang baru di dunia yang tidak membutuhkan ASI.”


Tak heran, beberapa tahun belakangan, media massa medis di Eropa dan Amerika melakukan kampanye besar-besaran agar para ibu kembali kepada ASI untuk bayinya. Sayangnya, seruan ini tidak mendapatkan sambutan serius dari ibu-ibu. Pasalnya, perusahaan produksi susu buatan menguasai lembaga-lembaga urusan anak-anak. Propaganda besar-besaran dilakukan oleh perusahan itu untuk meyakinkan kaum ibu-ibu bahwa susu buatan mencukupi dari ASI.


Namun sejak 13 tahun terakhir, pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang melarang perusahaan produksi susu melakukan propaganda susu buatan. Sayang, WHiO mengeluarkan laporan, dunia ketiga saat ini masih menerima penggunaan susu buatan sementara di Eropa dan Amerika sudah menurun. lni yang menyebabkan banyak penyakit berbahaya bagi kesehatan anak¬anak.


Dalam artikelnya, Prof. Lorens mengatakan, “Meski teknologi kedokteran mencapai langkah besar dalam bidang makanan dan gizi, namun tetap tidak mampu meniru pembuatan ASI meskipun dalam bagian terkecil. Sebab ada 100 lebih enzim dalam ASI yang tidak ada dalam susu buatan,”

la menutup artikelnya dengan pernyataan,”Tidak ada di atas bumi ini makanan biologi yang mampu menggantikan ASI. la mampu mengamankan sel-sel hidup, enzim aktif, immunisasi terhadap infeksi dan manfaat¬manfaat kejiwaan lainnya,”


Dalam buku Breast is best Dr. Stanawy mengatakan, “Kanker payudara adalah penyakit paling banyak menyerang wanita. Selama dua dekade terakhir semakin banyak. Para ahli memperkirakan, satu dari 20 orang wanita di Barat mati karena serangan kanker payudara dan satu dari empat wanita mengeluhkan penyakit yang bersumber dari payudara. Diperkirakan hal ini terjadi karena kebanyakan wanita jaman sekarang enggan menyusui sebagai tugas alami.”


Manfaat ASI bagi bayi:

  1. Memberikan stabilitas psikologi, tenang dan tidur nyenyak.

  2. Menjaga bayi dari penyakit sensitilitas.

  3. Perbandingan dengan susu sapi dari kemungkinan terkena kanker, ASI lebih aman delapan kali lipat!.

  4. Menjaga dari penyakit sesak nafas dan masalah pendengaran.

  5. Menjaga dari penyakit mati mendadak (SIDS).

  6. Menjaga dari serangan kanker selama enam bulan pertama.

  7. Menjaga bayi dari keropos tulang

  8. Pemberian ASI alami akan menyebabkan kulit bayi lebih lembut, penglihatan lebih tajam.

  9. Air seni bayi yang meminum susu sapi jauh lebih busuk dari bayi yang meminum ASI.


Manfaat ASI bagi ibu:

  1. Penelitian di 30 negara menegaskan, ibu yang menyusui bayinya langsung lebih aman dari serangan

  2. Kanker payudara.

  3. Rahim mengembang 20 kali lipat dari aslinya selama hamil dan melahirkan. Pemberian ASI secara

  4. alami mampu mengembalikan rahim pada ukuran normalnya.

  5. Mencegah ibu dari penyakit kanker rahim.

  6. Membantu ibu mengurangi berat badanya dan mencegah kegemukan alias diet alami.

  7. Pemberian ASI merupakan obat penenang alami dan membantu ibu mudah terlelap.

Batuan Beku

Batuan beku atau igneous rock adalah batuan yang terbentuk dari proses pembekuan magma di bawah permukaan bumi atau hasil pembekuan lava di permukaan bumi. Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.

Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.


A. Keutamaan Geologis


Hampir 95% batuan beku terbentuk di bagian atas kerak bumi, tapi kebanyakan dari mereka tersembunyi di balik permukaan bumi yang relatif tipis namun tersebar luas.

Secara geologis batuan beku penting karena :

  1. Mineral dan komposisi kimianya memberi petunjuk tentang komposisi mantel bumi.

  2. Umur absolutnya dapat diperoleh dari berbagai macam radiometric dating.

  3. Memiliki karakteristik lingkungan tektonik yang spesifik.

  4. Pada saat tertentu bisa menghasilkan mineral-mineral yang berharga.



B. Morfologi


1. Batuan Beku Intrusif


Batuan beku intrusif terbentuk dari magma yang membeku dan memadat di dalam bumi. Berawal dari batuan yang sudah ada sebelumnya, magma mendingin secara perlahan, dan menghasilkan batuan yang berbutir kasar (coarse grain). Mineral pada batuan ini secara jelas bisa diamati dengan mata telanjang. Batuan intrusif dapat juga diklasifikasikan menurut bentuk dan ukuran dari tubuh intrusif dan juga hubungan antar mineral. Contoh-contoh formasi intrusif adalah batholith, stock, laccolith, sills, dan dikes.


2. Batuan Beku Ekstrusif


Batuan beku ekstrusif terbentuk di permukaan bumi dari hasil pembekuan batuan. Hasil peleburan batuan dengan atau tanpa kristal dan gelembung gas dinamakan magma. Magma terangkat karena lebih lunak dari batuan yang membentuknya. Pada saat mencapai permukaan, magma berubah menjadi lava.

Volume dari batuan ekstrusif tiap tahun berubah terganung dari varietas lempeng tektoniknya. Batuan ekstrusif terbentuk di bagian-bagian berikut ini :


  1. Divergent boundary : 73%

  2. Convergent boundary (suduction zone) : 15%

  3. Hotspot : 12%


Magma yang mengalamai erupsi sering bersifat merusak, dengan pengelauaran gas-gas beracun – secara umum berupa karbondioksida ­. Secara eksplosif juga mengeluarkan material-material piroklastik yang dinamakan tefra, termasuk tuff, agglomerate, dan ignimbrite. Debu vulkanik juga bisa menyelimuti daerah di sekitar gunung berapi sehingga bisa mengaburkan pandangan.

Karena lava mendingin dan mengkristal secara cepat, jadi batuan ini memiliki butiran yang halus. Jika pendinginannya berlangsung dengan amat sangat cepat, sehingga menghasilkan kristal-kristal dalam ukuran yang sangat kecil, akan membentuk batuan yang berbentuk kaca (glass), seperti obsidian. Jika pendinginan berlangsung dengan lambat, maka akan menghasilkan batuan berbutir kasar.

Karena mineralnya kebanyakan berbutir halus, maka cukup sulit untuk membedakan berbagai varietas batuan ekstrusif. Kebanyakan mineral berbutir halus pada batuan ekstrusif hanya bisa dilihat dari mikroskop.


3. Batuan Beku Hypabyssal


Batuan beku hypabyssal terbentuk di antara batuan beku plutonik dan batuan beku vulkanik.


B. Sifat Fisik Batuan Beku


Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam membicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari:


1. Tekstur


Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan.

Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu :



A. Kristalinitas

Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.

Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:

  1. Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal.

  2. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.

  3. Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.

  4. Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.


B. Granularitas

Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:


1) Fanerik/fanerokristalin

Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:

  1. Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.

  2. Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.

  3. Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.

  4. Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.


2) Afanitik

Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan:

  1. Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.

  2. Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.

  3. Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.


C. Bentuk Kristal


Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:

  1. Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.

  2. Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.

  3. Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.


Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:


  1. Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.

  2. Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi

yang lain.

  1. Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.

  2. Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.


D. Hubungan Antar Kristal


Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:

  2. Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.

  3. Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.

  4. Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.

  5. Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.


2. Struktur


Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:

  1. Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.

  2. Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran.

Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:

  1. Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.

  2. Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.

  3. Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.

  4. Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.

  5. Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.


Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).


3. Komposisi Mineral

Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

  1. Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.

  2. Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.


Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.

Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:

  1. Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.

  2. Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.

  3. Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi.

Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.

Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:

  1. Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.

  2. Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit.

  3. Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.

  4. Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.

Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:

  1. Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.

  2. Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.

  3. Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.

Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanya sebagai berikut:

  1. Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.

  2. Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.

  3. Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.

  4. Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.